Sabtu, 12 Februari 2011

kisah 1000 kelereng

           Pagi ini adalah sabtu pagi yang sunyi sepi, karena aku terlalu suka menyendiri bertemankan televisi yang terlihat sangat tak terawat mungkin karna aku terlalu sibuk untuk bersekolah setiap hari, duduk di kursi yang sangat tua dalam kelas yang terbilang cukup layak, mungkin sebagian orang ruangan itu sangat layak agar dapat menjadi tempat yang indah dengan suasana yang selalu sama setiap harinya dengan orang yang sama dan obrolan seputar remaja.
           Memang sabtu pagi merupakan hari yang membosankan, tapi entah mungkin mulai dari hari itu aku akan berubah karna perbicaraan seru yang bermula pada deringan teleponku yang sangat keras. Permulaan ini membuat aku sadar seberapa bodohnya aku telah menyianyiakan sabtu pagiku. saat kuangkat telponku aku dikejutkan pada seorang teman lama yang entah dimana ia berada karna mungkin salah satu hobbynya adalah berpindah pindah. Kita pun mulai berbicara, saling sapa, menanyakan keadaan dan hal hal yang lain.

 
           Saat ia menanyakanku "bagaimana sabtu pagimu ?", aku menjawab "seperti biasa hanya berdiam diri dirumah"
           "Oh,kenapa kau tidak keluar mencari sesuatu yang baru untukmu ?", aku hanya menjawab "mungkin lain kali saja"
           diapun menjelaskan "Begini, suatu hari aku duduk-duduk dan mulai menghiitung-hitung. Kan umumnya orang rata-rata hidup 75 tahun. Ya aku tahu, ada yang lebih dan ada yang kurang, tapi secara rata-rata umumnya kan sekitar 75 tahun. Lalu, aku kalikan 75 ini dengan 52 dan mendapatkan angka 3900 yang merupakan jumlah semua hari Sabtu yang rata-rata dimiliki seseorang selama hidupnya."
“Lalu aku pergi ketoko mainan dan membeli tiap butir kelereng yang ada. Aku butuh mengunjungi tiga toko, baru bisa mendapatkan 1000 kelereng itu. Kubawa pulang, kumasukkan dalam sebuah kotak plastik bening besar yang kuletakkan di kamar tidurku" ujarnya.
           “Aku alami, bahwa dengan mengawasi kelereng-kelereng itu menghilang, aku lebih memfokuskan diri pada hal-hal yang betul-betul penting dalam hidupku. Sungguh, tak ada yang lebih berharga daripada mengamati waktumu di dunia ini menghilang dan berkurang, untuk menolongmu membenahi dan meluruskan segala hal yang ada di hidupmu”.
           Aku pun hanya terdiam mendengar semua yang dia bicarakan dan aku pun merenungkan semua hal yang sudah aku lakukan selama ini. setela aku menutup telpon aku pun langsung membeli kelereng dan dari setiap satu kelereng yang telah terbuang, apakah yang telah aku dapatkan ?

Apakah ……..
kesedihan
keraguan
kebosanan
rasa marah
putus asa
hambatan
permusuhan
pesimis
kegagalan ?

ataukah …….
kebahagiaan
kepercayaan
antusias
cinta kasih
motivasi
peluang
persahabatan
optimis
kesuksesan ?

Waktu akan berlalu dengan cepat. Tidak banyak kelereng yang tersisa dalam kantong saat ini. Gunakan secara bijak untuk memberikan kebahagiaan yang lebih baik bagi diri sendiri, keluarga, dan lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar